Modus Bolak-Balik, BBM Subisidi Disedot Pelangsir Di SPBU !
KAMPAR - Sejak beberapa bulan belakangan, hampir tahunan keberadaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi (pertalite dan solar) menjadi persoalan yang banyak dikeluhkan masyarakat Kecamatan Perhentian Raja, Kecamatan Kampar Kiri, Kampar Kiri Tengah Daerah Kabupaten Kampar, Riau.
Atrean panjang kendaraan di SPBU seringkali terjadi, dan dengan waktu singkat BBM bersubsidi telah habis. Faktanya, BBM bersubsidi sebagian besar 'disedot' oleh pelangsir-pelangsir.
Antrean BBM bersubsidi sering terjadi di SPBU di Lubuk Sakat Kecamatan Perhentian Raja, SPBU Simalinyang Kecamatan Kampar Kiri Tengah, SPBU Lipat Kain dan Lipat Kain Selatan Kecamatan Kampar Kiri. Kondisinya begitu parah, yang antre untuk pertalite adalah kendaraan sepeda motor dan mobil roda empat. Sedangkan yang antrean solar, yaitu mobil roda empat, roda enam dan roda delapan.
Dugaan kuat, dari 15 pengantre BBM bersubsidi, 10 di antaranya adalah pelangsir dan pedagang eceran. Pelangsir yang menggunakan sepeda motor dan mobil menumpuk BBM bersubsidi yang diperolehnya ke gudang tangki penampungan yang telah disediakannya di rumah atau tempat khusus penimbunan minyak langsiran solar subsidi dari SPBU.
Kemudian menjual lagi BBM itu kepada pengecer yang berjualan untuk warung, bahkan kepada pengusaha alat berat yang notabene nya perusahaan serta pelaku usaha pertambangan emas maupun galian c.
Para pelangsir ada yang bisa bolak-balik hingga 2-3 kali ke SPBU yang sama untuk memperoleh BBM dalam jumlah banyak. Dan ada juga yang pindah ke SPBU lain, begitu BBM telah datang di SPBU yang dimaksud. Ada juga yang diduga kuat menggunakan tangki modifikasi di sepeda motor, mobil minibus yang digunakan sebagai melangsir, mobil roda 6 yang juga telah disediakan tangki didalam bak-bak kendaraan langsirannya.
Antrean kendaraan bermotor yang akan mengisi BBM bersubsidi di SPBU membuat arus lalulintas pengisian untuk umum terganggu.
Sebab jumlah BBM yang 'disedot' nya mencapai puluhan bahkan ribuan liter. Terkadang, antrean itu dibuat jalur khusus oleh pihak SPBU, bak sudah dikoordinir.
Informasi yang dihimpun di lapangan seorang pelangsir bahkan bisa mengumpulkan BBM bersubsidi hingga 1.000 liter dan guna diecer di pinggir jalan diwarung-warung para pelangsir itu sendiri.
Diperkirakan saat ini di SPBU-SPBU sepanjang Jalan Lintas Pekanbaru-Taluk Kuantan, tidak kurang dari 500 orang pengecer BBM bersubsidi di pinggir jalan. Apa pun jualan dan usaha pokoknya, menjual BBM bersubsidi adalah sampingan atau tambahannya.
Ironisnya, di SPBU stok BBM bersubsidi telah habis, namun di pedagang BBM eceran yang berlokasi di depan SPBU itu terdapat stok BBM bersubsidi beratus-ratus liter yang disimpan di dalam jerigen ukuran 35 liter.
Rendi salah seorang warga mengaku sangat kesal dengan persoalan BBM bersubsidi yang terjadi. Akibat permasalahan ini, dia ketika mengisi BBM pertalite harus rela antri dalam waktu yang cukup lama. Itu pun mesti diisi pagi hari, Karena siang, sore dan malam BBM bersubsidi itu akan 'disedot' oleh para pelangsir.
Dia pun menyesalkan tentang maraknya praktik pelangsiran BBM Subsidi ini, sebagian besar BBM bersubsidi lebih banyak diperoleh para pelangsir untuk dijual kembali.
"Saya heran, masalah BBM bersubsidi ini paling parah. kok aman-aman saja, sedangkan masalahnya sangat parah, apalagi dekat dan selalu dilintasi oleh aparat penegak hukum. Seperti berfoto laporan dinas mereka." sebut Rendi.
Sementara itu Joni, salah seorang warga juga merasa heran, melihat fakta, ketika di SPBU BBM bersubsidi kosong alias sudah habis, ternyata di kios BBM milik warga di seberang jalan SBPU itu BBM bersusidi belimpah.
Jerigen berukuran besar yang penuh BBM bersubidi berjejer di dalam dan belakang kios itu.
"Sangat aneh. Di SPBU BBM bersubdisi habis. Sedangkan di kios depan SPBU BBM bertumpuk. Herannya kita, tak pernah habis-habisnya BBM di kios depan SBPU itu. Berapa banyak BBM bersubidi yang ditimbunnya. Kalau 15 tahun yang lalu, pasti orang itu sudah diangkat polisi. Sekarang kok aman-aman saja," kata Joni merasa sangat heran menggeleng-gelengkan kepala.
Seringkali disorot media-media pers, namun itu tak membuat jera dalam melakukan aktifitas pelangsiran BBM Subsidi. Malah makin seperti dibiarkan oleh Oknum-oknum APH.
Lanjut Tim akan menginvestigasi gudang dan tangki penampungan BBM Subsidi yang 'disedot' pelangsir-pelangsir.