Satu-satunya di Kuansing, Pondok Pesantren MA AS SALAM Miliki Program "100 Jam Bisa Terjemah Al-Qur'an
KUANSING, gresriau.com.- Tergolong masih baru, MA As-Salam adalah Pesantren dengan perkembangan yang paling pesat di Kuansing. Ini dibuktikan dengan jumlah santrinya salah satu yang paling besar di Kuansing.
As Salam mengadopsi sistem pendidikan pesantren di Pulau Jawa. Ini tidak lepas dari pengasuh, tenaga pengajar yang rata-rata juga merupakan alumni dari pesantren-pesantren besar di Jawa.
Salah satu Program unggulannya "100 Jam Bisa Menerjemahkan Al-Qur'an". Satu-satunya Pesantren di Kuansing. Santri diajarkan menerjemahkan Al-Qur'an dengan metode Tamyiz.
Metode Tamyiz. Adalah metode efektif untuk mengajarkan anak dengan cepat menerjemahkan Al-Qur'an. Santri dikenakan dengan grammar yang ada didalam Al-Qur'an. Metode ini diajarkan kepada santri setiap hari di pagi hari sebelum berbaris divariasikan dengan nyanyian sehingga anak dengan mudah bisa mengingat grammar didalam Al-Qur'an.
Metode tamyiz adalah pertama kali diperkenalkan kepada publik pada 4 Juli 2009. Tamyiz adalah metode menerjemahkan yang sudah diuji sahih kemampuannya menerjemahkan Al-Qur’an dan kitab kuning oleh Rektor Institut Ilmu Qur`an Jakarta dan Sekertaris Lajnah Pentashih Qur`an Departemen Agama RI, DR. Akhsin Sakho Muhammad Al-Hafidz pada 10 Januari 2010.
Selain "100 Jam Bisa Menerjemahkan Al-Qur'an, Pondok Pesantren yang beralamat di Sentajo Raya ini memiliki program-program unggulan lainnya.**(Arif)