https://gresriau.com


Copyright © gresriau.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Demplot Digital Farming Rohil Panen Raya Perdana

/ Rohil
Demplot Digital Farming Rohil Panen Raya Perdana

Demplot Digital Farming Rohil Panen Raya Perdana

PEKANBARU - Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau bersama TPID Rokan Hilir menggalakkan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), salah satunya berupa peningkatan produktivitas padi di Desa Mukti Jaya, Kecamatan Rimba Melintang, Kabupaten Rokan Hilir.

Upaya peningkatan produktivitas tersebut terlihat pada panen raya padi seluas 450 hektar, yang dilakukan pada tanggal 5 Maret 2024.

Pelaksanaan panen raya padi ini merupakan bentuk sinergi antara Bank Indonesia bersama TPID Kabupaten Rokan Hilir untuk mendukung peningkatan produksi dan ketahanan pangan di Riau.

"Produktivitas padi di Desa Mukti Jaya ini merupakan salah satu yang tertinggi di Riau, mencapai 7 ton per hektar dan diyakini dengan luas lahan seluas 450 hektar hasil produksi padi mencapai lebih dari 3.000 ton," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Panji Achmad.

Tingginya hasil panen padi tersebut menjadi berita baik di tengah isu kelangkaan dan kenaikan harga beras belakangan ini.

"Tentunya, capaian ini tidak terlepas dari berbagai pendampingan yang diberikan oleh Bank Indonesia Provinsi Riau dan TPID Rokan Hilir," ungkapnya.

Panen raya padi kali ini dirangkaikan dengan panen perdana demplot digital farming padi di lahan seluas 0,5 hektar di Gapoktan Mukti Jaya.

Program ini dimulai Bank Indonesia Provinsi Riau pada November 2023.

Menariknya, implementasi teknologi digital ini diterapkan pada lahan yang memiliki produktivitas terendah yakni hanya 5,5 ton/ha dalam sekali panen. 

"Penerapan teknologi digital, berupa digital farming di sisi hulu, dengan memanfaatkan perangkat Rapid Soil Check (RSC) dan Climate Station yang diberikan oleh Bank Indonesia," jelasnya.

Penerapan teknologi di demplot Gapoktan Mukti Jaya ini mampu meningkatkan hasil panen sebesar 63% menjadi 9 ton/ha, lebih tinggi dibanding rata-rata hasil panen kelompok selama ini.

Penerapan teknologi ini juga berdampak pada efisiensi pupuk sebesar 10%, dengan tinggi tanaman meningkat sebesar 4%.

"Jadi penghematan biaya, justru diikuti oleh peningkatan hasil panen," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Panji Achmad.

(**)